Sampah di Dunia Maya
Hari minggu ini adalah liburan yang cukup melelahkan, jadwal
bersih-bersih rumah karena sebentar lagi menghadapi UAS dan pengerjaan raport.
Tentu sebagai guru, saya tidak ingin ada berkas baru yang tertukar atau ikut nyelip di antara berkas-berkas lama
semester dan tahun ajaran lalu. Kumpulan kertas tugas, lembar jawaban, kliping,
catatan pribadi siswa, buku absensi, dan tumpukan soal-soal yang sebenarnya ada
softfile-nya menggunung dan harus segera dibersihkan.
Sambil sesekali mengecek notif di HP, ada sebuah notif di FB
yang mengomentari foto yang diupload beberapa tahun yang lalu…. Waw…. Masih ada
yang buka-buka foto itu.
Sambil melanjutkan beres-beres, lamunan melayang jauh ke
masa ketika baru mengenal internet lebih dari selusin tahun yang lalu. Akun email
pertama yang saya buat memang sudah hilang sejak si pemilik situs memutuskan
untuk mengenakan tarif untuk jasa e-mailnya. Tapi akun pertama di Yahoo (google
belum bikin gmail) masih tetap aktif sampai sekarang, dan beberapa email dari
zaman presiden Habibie masih bisa dibaca.
Kalau memang email pribadi saya saja masih tersimpan,
berarti email dari jutaan akun yang lain juga. Tidak semua email itu berisi
data yang penting. Alayers yang membuat email cuma untuk bikin akun Facebook,
twitter, dll yang membiarkan semua ceklis di daftar notification tetap menyala
biru juga pasti masih ada. Walaupun sekarang yahoo punya kebijakan akun yang
beberapa bulan tidak dikunjungi akan disuspend dan menyebabkan banyak orang
kelimpungan karena cuma tau akunnya saja tanpa tau bagaimana buka akun tersebut
cuma gara-gara akun tersebut dibuatkan oleh orang lain.
Belum lagi blog-blog yang ditulis di penyedia blog gratisan,
akun-akun yang sekali dibuat lalu ditinggalkan, foto-foto gak penting yang
entah sengaja atau tidak sengaja terupload, blog yang isinya murni copy-paste,
sampai ke video gak penting atau video yang menduplikat video lainnya masih
tersebar di Youtube.
Pertanyaannya….. Bukankah itu semua sampah?
Sampah memakan tempat/ space di server, sampah membuat kinerja
server lebih berat, kinerja yang berat berarti mengharuskan server menambah besar
kapasitasnya yang berarti uang lagi
Sampah harus dibersihkan.
Tapi untuk sampah internet ini bukan hal yang mudah membersihkannya, setidaknya
pembuangan dan pemusnahan sampah internet ini harus menjawab pertanyaan….:
1. What? Sampah
apa yang akan dibuang. Sesuatu yang lama belum tentu sampah, yang baru pun
belum tentu bermanfaat. Ijazah SD tentu saja tidak boleh dibuang, tapi surat
tagihan kartu kredit untuk apa disimpan? Bukan kah sulit menentukan
kriterianya. Halaman/file yang tidak pernah dibuka sejak upload pertamanya juga
tidak berarti dia tidak dibutuhkan lagi oleh pemiliknya, file baru pun
demikian, bisa saja pemiliknya sudah tidak memerlukannya sama sekali.
2. Why? Selain
kriterianya harus jelas (bahkan karena jelasnya akan makin bias), diperlukan
alasan yang kuat untuk melakukan aksi bersih-bersih ini. Setidaknya sudah dua
kali saya direpotkan oleh aksi penutupan dia buah situs media sosial gratis
yang berujung pada penghapusan seluruh konten yang kita simpan di dalamnya.
Saya pernah hampir kehilangan semua foto yang di simpan di www.Friendster.com dan harus rela
kehilangan semua koleksi puisi buatan saya semasa SMA dan Kuliah dulu di www.geocities.com (konon kertas-kertas
puisi aslinya sudah dibuang juga oleh bundanya anak saya karena menumpuk tidak
jelas)
3.
When?
Melihat dua contoh di atas, bukan tidak mungkin suatu saat facebook,
twitter, instagram, yahoo, bahkan youtube dan gmail pun akan tutup lapak tampa
perlu melakukan bersih-bersih. Sama halnya dengan pembakaran hutan di sumatera
dan kalimantan, dibakar habis tanpa pandang bulu mana rumput, mana jati karena
sudah terlalu pekat semak belukarnya.
4.
Where? Ini
pertanyaan yang sulit, bukan karena saya tidak tahu jawabannya, tetapi karena
internet sudah sejak lama menghilangkan batasan ruang. Tidak ada lagi batas
teritorial di internet. Jadi di mana akan menjadi sia-sia untuk dijawab…. (tak
ada pertanyaan yang tidak bisa dijawab seorang guru…hahahahaha)
5.
Who? Siapa?
Apanya? Yang ngapus? Yang bisa melalukannya tentu saja si pemilik server dan si
pemilik akun. Sebelum dihapus oleh yang punya rumah, mending kita hapus saja
sendiri.
6.
How? Bagaimana?
Kumaha? Pie? Bukankah dari atas kita membahas bagaimana cara menghapus sampah
tidak penting di internet. Masih belum faham? Baca lagi dari atas, kalau masih
belum mengerti juga nanti kita adakan les tambahan. Atau anda akan kena remedial
No comments:
Post a Comment