Teks ini digunakan untuk menjawab soal nomor 1–2.
(1) Sebagian besar orang sering mengeluh karena terlalu sibuk. (2) Mereka umumnya ingin memiliki lebih banyak waktu luang. (3) Namun, penelitian terbaru menemukan bahwa terlalu banyak waktu luang ternyata tidak lebih baik daripada terlalu sibuk. (4) Menurut penelitian yang diterbitkan oleh American Psychological Association, bertambahnya waktu luang memang dapat meningkatkan rasa bahagia. (5) Akan tetapi, perasaan itu hanya bertahan sampai titik tertentu. (6) Jika waktu luang yang dimiliki terlalu banyak, akan ada dampak buruk yang timbul.
(7) Untuk menyelidiki fenomena tersebut, para peneliti melakukan eksperimen daring yang melibatkan lebih dari 6.000 peserta. (8) Peneliti menemukan bahwa orang yang memiliki waktu luang sedikit merasa lebih stres daripada mereka yang memiliki jumlah waktu luang sedang. (9) Sementara itu, mereka yang memiliki waktu luang banyak juga merasa kurang produktif daripada mereka yang berada dalam kelompok sedang. (10) Lebih lanjut, temuan tersebut menunjukkan bahwa berakhir dengan waktu luang sepanjang hari untuk melakukan hal-hal yang diinginkan ternyata dapat membuat seseorang merasa tidak bahagia. (11) Sebaliknya, orang harus berusaha untuk memiliki waktu luang dalam jumlah sedang agar dapat melakukan apa yang mereka inginkan.
1. Topik bacaan tersebut adalah ....
- perbandingan antara orang yang memiliki waktu luang dengan orang yang sibuk
- kelebihan dan kekurangan dari adanya waktu luang yang terlalu banyak
- memiliki terlalu banyak waktu luang tidak lebih baik daripada terlalu sibuk
- dampak buruk yang dialami oleh orang-orang yang memiliki waktu luang
- Penelitian American Psychological Association tentang kesibukan dan waktu luang
2. Makna yang sama dari kata dampak pada kalimat (6) terdapat pula pada kata ....
- impak
- efek
- imbas
- akibat
- implikasi
Teks ini digunakan untuk menjawab soal berikut.
(1) Toxic positivity adalah kondisi ketika seseorang menuntut diri sendiri atau orang lain untuk selalu berpikir dan bersikap positif serta menolak emosi negatif. (2) Seseorang yang terjebak dalam toxic positivity akan terus menghindari emosi negatif, padahal emosi negatif juga penting untuk dirasakan dan diekspresikan. (3) Penyangkalan emosi negatif yang terus dilakukan dalam jangka panjang bisa menimbulkan berbagai masalah kesehatan mental, seperti stres berat, kecemasan atau kesedihan yang berkepanjangan, gangguan tidur, penyalahgunaan obat terlarang, dan depresi. (4) Oleh karena itu, toxic positivity perlu dihindari. (5) Agar dapat menghindarinya, seseorang perlu mengenali ciri-ciri kondisi tersebut lebih dahulu.
(6) Toxic positivity umumnya muncul melalui ucapan. (7) Orang dengan toxic positivity mungkin sering melontarkan petuah yang terkesan positif, tetapi sebenarnya merasakan emosi negatif. (8) Selain itu, mereka biasanya merasa bersalah ketika merasakan atau mengungkapkan emosi negatif, menghindari atau membiarkan masalah yang ada, serta sering mengucapkan kalimat yang membandingkan diri dengan orang lain. (9) Ketika memberikan seseorang semangat, orang dengan toxic positivity juga sering melontarkan pernyataan yang seolah meremehkan. (10) Sebagai contoh, mereka biasanya mengucapkan kalimat Jangan menyerah, begitu saja kok tidak bisa atau Kamu lebih beruntung, masih banyak orang yang lebih menderita dari kamu. (11) Bahkan, mereka juga bisa melontarkan kalimat yang menyalahkan orang yang tertimpa masalah.
3. Di antara kalimat-kalimat berikut, manakah kalimat yang mengungkapkan gagasan yang sama dengan kalimat (2)?
- Meski penting untuk dirasakan dan diekspresikan, seseorang yang terjebak dalam toxic positivity akan terus menghindari emosi negatif.
- Emosi negatif akan terus dihindari oleh orang yang terjebak dalam toxic positivity walaupun emosi negatif sangat penting untuk dirasakan dan diekspresikan.
- Walaupun emosi negatif penting untuk dirasakan dan diekspresikan oleh orang dengan toxic positivity, mereka akan terus menghindarinya.
- Emosi negatif yang penting untuk dirasakan dan diekspresikan akan terus dihindari oleh seseorang yang terjebak dalam toxic positivity.
- Toxic positivity akan membuat seseorang terus menghindari emosi negatif yang semula penting untuk dirasakan dan diekspresikan.
(1) Di Jepang, ada sebuah istilah yang terkenal, yaitu wabi-sabi. (2) Istilah itu merupakan filosofi yang kerap digambarkan sebagai seni menemukan keindahan dalam ketidaksempurnaan. (3) Filosofi tentang ketidaksempurnaan ini dapat digunakan untuk mendekorasi rumah atau hunian. (4) Konsep hunian wabi-sabi cukup mirip dengan konsep minimalis karena menerapkan mebel yang sederhana untuk menciptakan suasana teduh. (5) Perbedaannya terletak pada karakterisasi perabot dan mebel yang digunakan. (6) Dalam konsep hunian wabi-sabi, perabot yang biasanya digunakan terbuat dari bahan-bahan alam yang dapat bertahan lama, seperti kayu jati belanda, rotan, atau sulaman rumput. (7) Dengan perabot yang dapat bertahan lama, seseorang tak perlu lagi merogoh kocek untuk membeli perabotan berulang kali.
(8) Selain itu, pewarnaan menjadi fokus dalam konsep hunian tersebut. (9) Penerapan warna dapat dilakukan dengan memilih warna-warna yang terinspirasi dari alam, seperti warna abu-abu, hijau, biru, atau warna yang menyerupai padang rumput. (10) Hal tersebut dilakukan agar tercipta suasana tenang dan damai. (11) Penerapan warna untuk konsep ini tak melulu harus lewat dinding, tetapi pada lantai atau aksesori rumah.
4. Ungkapan yang digunakan penulis untuk mengumpamakan sifat yang sama pada bacaan tersebut adalah ....
- hunian dalam kalimat (3)
- teduh dalam kalimat (4)
- bertahan dalam kalimat (6)
- fokus dalam kalimat (8)
- tercipta dalam kalimat (10)
(1) Selama berabad-abad, para gembala dari Desa Aas, di Pyrenees, Prancis, membawa domba dan sapi ke padang rumput. (2) Untuk mengurangi kesunyian saat sedang menggembala, mereka berkomunikasi satu sama lain dengan penduduk desa yang ada di bawah pegunungan. (3) Komunikasi tersebut dilakukan dalam bentuk siulan dengan dialek Gascon lokal. (4) Mereka berkomunikasi dalam kalimat sederhana, seperti “jam berapa?”, “datanglah dan makan”, dan “bawa domba pulang”. (5) Bahasa siul yang digunakan di desa ini baru diketahui oleh orang di luar Aas sekitar pertengahan abad ke-20. (6) Sayangnya, saat itu bahasa siul di desa tersebut hampir sekarat di bibir penggunanya.
(7) Julien Meyer, ahli bahasa dan bioakustik dari Universitas Grenoble Alpes, mengatakan bahwa semua bahasa siul manusia terancam punah. (8) Sebagian besar dari bahasa siul yang tersisa akan hilang dalam dua generasi. (9) Sebenarnya, menurut Meyer, ada upaya yang sedang dilakukan untuk menghidupkan kembali bahasa ini (seperti di Desa Aas), tetapi bahasa ini mungkin tidak dapat bertahan melawan tren yang ada. (10) Praktik bahasa ini akan menghilang apabila jalan, tiang, telepon seluler, dan polusi suara menembus lembah yang dulunya terpencil.
(11) Dulunya, bahasa siul lahir di tempat-tempat yang memiliki kesulitan untuk berkomunikasi jarak jauh (seperti di pegunungan atau hutan lebat). (12) Di tempat-tempat seperti itu, bahasa siul menjadi medium yang efektif karena dapat terdengar lebih jauh. (13) Bahasa siul dapat mencapai 120 desibel–lebih keras daripada klakson–dalam rentang frekuensi 1 hingga 4 kHz.
5. Praktik bahasa siul yang akan menghilang sama halnya dengan sesuatu yang terjadi pada ....
- seseorang yang kehilangan rasa kantuk karena mengonsumsi kopi
- tamu yang tidak lagi lapar karena menyantap makanan dari tuan rumah
- pegawai yang terkena PHK karena melanggar aturan-aturan perusahaan
- karier pebasket yang terancam hancur karena mengalami beberapa cedera
- jalanan di kota akan lengang saat para penduduk sedang pulang kampung
6. Perumpamaan pada teks dapat ditemukan pada kalimat ....
- 6
- 7
- 9
- 11
- 13
(1) Indonesia memiliki kekayaan alat musik yang beragam, tidak hanya jenis notasinya, tetapi juga unsur dan kegunaannya. (2) Selain untuk media hiburan, alat musik dapat digunakan untuk melakukan ritus. (3) Masyarakat Flores menggunakan beghu (alat musik tradisional dari Flores) untuk menjalankan ritus-ritus adat. (4) Beghu dianggap sebagai sesuatu yang sakral bagi masyarakat Flores. (5) Hal ini disebabkan oleh corak kepercayaan animisme yang masih kental di Flores. (6) Kepercayaan tersebut menjadikan beghu sebagai medium untuk berinteraksi dengan roh leluhur. (7) Masyarakat Flores percaya bahwa ketika beghu dimainkan, roh leluhur akan membersamai dan ikut menari di dalam setiap tabuhan irama musik.
(8) Beghu hanya akan dimainkan saat ada penyelenggaraan ritus-ritus keagamaan sehingga tidak boleh dimainkan di sebarang tempat. (9) Pemilihan para pemainnya pun tidak boleh sembarangan. (10) Pemain yang dipilih adalah mereka yang sudah memiliki pengalaman memainkan beghu. (11) Apabila salah memainkan notasinya, mereka akan dikenai denda dan dianggap pelanggaran berat.
(12) Alat musik yang dianggap sakral itu terdiri atas dua buah gendang dan tujuh pasang gong bambu. (13) Gendang yang digunakan dalam beghu adalah laba lewa ‘gendang panjang’ dan laba bhoko ‘gendang pendek’, sedangkan gong bambunya memiliki ukuran dan nada yang berbeda-beda. (14) Karena memiliki dua jenis alat musik (gendang dan gong), beghu termasuk ke dalam alat musik yang dimainkan oleh kelompok ensambel. (15) Beghu dimainkan dengan cara memukul gendang dan gong dengan teknik sahut-menyahut. (16) Teknik yang digunakan dalam memainkan beghu menciptakan pola irama yang menarik untuk didengarkan.
7. Pada bacaan tersebut, kalimat (6) dan (7) memiliki hubungan ….
- penambahan
- penjelasan
- penguatan
- perincian
- penegasan
8. Reduplikasi sahut-menyahut pada paragraf ke-3 memiliki makna yang sama dengan kata ….
- jawaban
- balasan
- bereaksi
- merespon
- bersambutan
(1) Banyak penelitian yang menunjukkan bahwa korban kekerasan seksual didominasi oleh perempuan, sedangkan mayoritas pelaku kekerasan seksual adalah laki-laki. (2) Namun, hal tersebut tidak dapat menafikan fakta bahwa kekerasan seksual dapat terjadi pada laki-laki. (3) Dalam sebuah studi, diungkapkan bahwa ada 33% laki-laki yang mengalami kekerasan seksual, khususnya dalam bentuk pelecehan seksual. (4) Bahkan, berdasarkan data Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak tahun 2017, untuk kelompok umur 13—17 tahun, prevalensi kekerasan seksual terlihat lebih tinggi pada laki-laki daripada perempuan. (5) Diketahui bahwa prevalensi kekerasan seksual pada laki-laki usia tersebut mencapai 8,3 persen, dua kali lipat lebih tinggi daripada prevalensi kekerasan seksual pada perempuan yang mencapai 4,1 persen
(6) Temuan-temuan tersebut menjadi menarik karena laki-laki selama ini jarang dianggap sebagai korban kekerasan seksual. (7) Namun, jika ditelusuri lebih lanjut, anggapan itu mungkin muncul karena banyak kasus kekerasan seksual pada laki-laki tak terungkap ke permukaan. (8) Pencarian kasus kekerasan seksual terhadap laki-laki dan penelitian terkait dampak kekerasan seksual pada laki-laki pun masih kurang. (9) Bahkan, ketika ada pun, data yang menunjukkan terjadinya kekerasan seksual pada laki-laki seringkali diacuhkan.
(10) Lebih lanjut, dalam masyarakat, melekat pula toxic masculinity, yakni suatu tekanan budaya bagi laki-laki untuk berperilaku dan bersikap dengan cara tertentu. (11) Dengan mengakarnya toxic masculinity, laki-laki dianggap cukup kuat dan harus mampu melakukan perlawanan ketika kekerasan seksual terjadi. (12) Akibatnya, laki-laki korban seksual seringkali merasa lemah dan tidak berharga karena tidak mampu melindungi diri. (13) Itulah yang menjadikan sebagian laki-laki korban kekerasan seksual enggan melaporkan kasusnya.
9. Bagaimana sikap penulis dalam bacaan tersebut?
- Prihatin terhadap pandangan masyarakat akan kasus kekerasan seksual pada laki-laki.
- Peduli kepada laki-laki dan perempuan yang menjadi korban kasus kekerasan seksual.
- Was-was akan berbagai penyebab terjadinya kekerasan seksual pada laki-laki.
- Mendukung korban kekerasan seksual untuk melaporkan dan mendata kasusnya.
- Khawatir dengan makin banyaknya kasus kekerasan seksual yang terjadi di Indonesia.
10. Kalimat yang TIDAK efektif dalam bacaan tersebut adalah ….
- kalimat (4)
- kalimat (5)
- kalimat (6)
- kalimat (8)
- kalimat (12)
No comments:
Post a Comment